Hikayat Dunia

Kita hanya pengumpul remah-remah | Dari khazanah yang pernah ada | Kita tak lebih hanya penjaga | Dari warisan yang telah terkecai ||

Pontianak Singgah Palembang

Daripada terus berpusing-pusing di atas Negeri Pontianak, yang itu tentu akan menghabiskan bahan bakar, maka lebih baik pesawat singgah dahulu ke bandar udara terdekat. Sesuai pemberitahuan dari awak pesawat, bandar udara terdekat adalah Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Negeri Palembang.

Mudék ke Ulu

Pasangan dari kate “ulu” ielah “mudék”. Kate “mudék” beakar kate dari kate “udék”. Udék bemakne "sungai yang sebelah atas (arah dekat sumber)", "daerah di ulu sungai", juga’ bemakne "kampong halaman (tempat beasal-muasal)".

Soal Nama Negeri Kita

Belakangan ini kiranya ramai yang berpendapat ini dan itu mengenai asal usul dan makna nama "pontianak" kaitannya dengan Negeri Pontianak. Tapi apakah semua yang didedahkan itu betul-betul dipahami oleh masyarakat Pontianak?

Kampong Timbalan Raje Beserta Para Pemukanya [Bagian-3]

Selain banyak menguasai berbagai bidang keilmuan, beliau juga banyak memegang peran dalam kehidupan kemasyarakatan. H.M. Kasim Mohan yang merupakan anak sulong (tertua) dari pasangan Muhammad Buraa'i dan Ruqayyah ini merupakan seorang Pejuang di masanya.

Musik Motivasi Setahun Silam

“Satu Kursi untuk Seniman”, begitu tagline kampanyenya. Tekadnya untuk memajukan Kalbar lewat industri kreatif tentu patut diapresiasi. Melalui industri kreatif diharapkannya dapat menjadi jembatan menjulangkan budaya yang memayungi Kalimantan Barat.

Sultan Pontianak; Umara' dan 'Ulama

Kegemilangan Negeri Pontianak salah satunya diasbabkan kepemimpinan para Sultan-nya yang arif dan bijaksana. Sultan-Sultan Pontianak selama masa bertahtanya rata-rata memiliki dua peranan, yaitu berperan sebagai umara', sekaligus berperan sebagai 'ulama.

Puisi Buya Hamka untuk Muhammad Natsir

Kepada Saudaraku M. Natsir | Meskipun bersilang keris di leher | Berkilat pedang di hadapan matamu | Namun yang benar kau sebut juga benar ||

Rabu, 05 Januari 2011

Kilas Waktu di Simpang Tiga Kapuas-Landak


Panas menyengat mentari khatulistiwa yang ditemani hembusan sejuk angin sungai tetap takkan bisa kulupa. Lintasilah Simpang Tiga itu walau sejenak. Rasakanlah detik-detik waktu seakan-akan terdiam beberapa saat, roda waktu itu berhenti dari perputarannya.

Apa yang sedang kau rasakan kini, begitu juga yang aku rasakan. Mungkinkah ada lagi negeri lain yang lebih indah dari negeri kita? Kiranya tak ada lagi senja merah jingga yang elok menawan selain senja di sepanjang sungai kita.

Ingin kupinjam dan kulayarkan Lancang Kuning yang membawa Sultan Syarif 'Abdurrahman Al-Qadrie menyusuri Kapuas ketika hajatnya mendirikan negeri. Kemudian akan kurasakan waktu kilas berkilas hingga dua abad silam. Dalam kilasan itu kusaksikan meriam ditembakkan dari Batulayang. Pelurunya pun jatuh di daerah Simpang Tiga Kapuas-Landak. Di situ pun kemudian untuk pertama kalinya didirikan Masjid Jami’ Sultan Syarif 'Abdurrahman Al-Qadrie.

Ingatlah selalu, negeri kita di'azazkan pada tegaknya Islam serta gemilangnya peradaban dan budaya bangsa kita. Singgahlah kau ke Istana Qadriyah tempat para Sultan memangku negeri. Niscaya di sana 'kan kau dapati kitab-kitab yang ditulis oleh para Sultan, 'Ulama, dan Pujangga negeri tercinta kita.


Sejenak, kusesapkan kilasan-kilasan itu, kemudian kusimpan sebagai kekuatan hati. Kelak 'kan kau rasakan, betapa hancurnya hati ketika meninggalkan Simpang Tiga Kapuas-Landak, ketika menyusuri meninggalkan negeri kita, ketika melewati Tugu Khatulistiwa, ketika melewati Makam Batu Layang, ketika sudah mendekati keluar dari muara untuk kemudian menuju lautan lepas.

Kelak juga 'kan kau rasakan betapa bahagianya hati ketika kembali memasuki muara Sungai Kapuas, melintasi Batulayang, Tugu Khatulistiwa, berlabuh di dermaga, kemudian melintasi Simpang Tiga Kapuas-Landak, lalu singgah di Masjid Jami’ Sultan Syarif 'Abdurrahman Al-Qadrie untuk menunaikan sembahyang. Saat-saat itulah waktu yang paling berbahagia di dalam hidupmu. Kenangan itu akan kau bawa hingga ruh berpisah dari jasad. Karena kenangan itu, maka kau akan kembali lagi ke kota kelahiran kita, walaupun kau telah terpelesat jauh meninggalkan Bumi Khatulistiwa Betuah.

Kelak kau akan menyadari, walaupun telah banyak negeri indah lainnya yang kau singgahi, walaupun begitu mengagumkannya peradaban lain yang kau kenali, namun kau akan tetap mengakui bahwa negeri kitalah yang paling indah, bahwa peradaban negeri kita juga sama-sama mengagumkannya jika dibandingkan dengan peradaban negeri lain yang mungkin pernah menggoda dan membius kita.

Kini, senja semakin jingga, malam pun 'kan disambut cahaya rembulan yang syahdu. Tidurlah dengan tenang, kelak esok pagi 'kan kau jumpai lagi fajar yang menyingsing malu dari ufuk timur. Bersamaan dengan mentari pagi itu seakan-akan kau lihat kelopak matanya yang indah itu mengintipmu, memandangmu, menatapmu, dan menyemangati cerahnya pagimu. [~]




Hanafi Mohan
Di pinggiran Selatan Batavia
Ciputat, Senin 3 Januari 2011
10:33 - 12:42 WIB


Sumber gambar: http://firdaus45.wordpress.com/

Tulisan ini dimuat di:
http://hanafimohan.blogspot.com/

Minggu, 02 Januari 2011

Berbalas Pantun “Tahun Baru Semangat Baru”




-> Irwanto Hpd:
Kenape tulisannye betumpuk tumpuk.he.

Betumpuk tumpuk sabot kelape
Disusun dijelar sebelah batu
Malam tadi semua gembira
Rupanya ada lagi tahun baru
Hehe...
Spm.

-> Sitti Qamariah Hakim:
Budaya Melayu, berpantun :)

-> Komunitas Melayu Pontianak:
Kate orang muke saye tampan
Kate emak saya…, saye anak yang baek
Biar negare belom lah mapan
Kite Orang Melayu harus selalu di depan

-> FikRiah Rizky Amanda:
Pohon Beringin berdaun rindang
Tempat berteduh semua orang
Biar mati di ujung pedang
Asalkan dapat Si orang seberang

(hehehehe....) :D

-> Sitti Qamariah Hakim:
hehehe... mantap2..

-> FikRiah Rizky Amanda:
Buah pepaya di dalam pagar
Ambilkan galah tolong jolokkan
inilah saya yang baru belajar
Kalaulah ada yang salah tolong tunjukkan

-> Ria Qomariah:
Ular kobra
Ular berbisa
Bukan saya tak mau coba
Tapi karena saya memang tak bisa

-> Hanafi Mohan:
@Irwanto Hpd,
Kota Tolouse kota yang indah
Megah ceria berbata merah
Dengan tulus dan dari hati
Kuucap Selamat Tahun Baru, semoga diberkati

-> Hanafi Mohan:
‎@Komunitas Melayu Pontianak,
Lebat kayu pantang ditebang
Sudah berbuah lalu berdaun
Adat Melayu pantang dibuang
Sudah pusaka turun-temurun

-> FikRiah Rizky Amanda:
Lebat daun bungalah tanjung
Baunya harum bunga cempaka
Adat dijaga, pusaka dijunjung
Barulah terpelihara adat pusaka

-> Hanafi Mohan:
‎@FikRiah Rizky Amanda,
Cantik sungguh Puteri Palembang
Sayang bersunting bunga pudak
Berapa keras dilambung gelombang
Kucacakkan tiang, kulayarkan juga

-> Hanafi Mohan:
‎@FikRiah Rizky Amanda,
Adat kayu berdiri tegak
Tegak tinggi besar bertambah
Adat Melayu bersendi syara'
Syara' bersendi Kitabullah

-> Hanafi Mohan:
@Ria Qomariah,
Ular kobra ular sawah
Bukannya tidak bisa, tapi hati merendah

-> Badarudin Mohan:
Kain katun di beli di pasar tarakan
Kain belacu dibeli di Kota Pariaman
Berbalas pantun teruslah dilestarikan
Supaya Budaya Melayu tak punah oleh zaman

-> FikRiah Rizky Amanda:
Tuan puteri belajar menari
Tari diajar oleh Bu Hairun
Kalau Tuan bijak bestari
Apa yang naik tak pernah turun?????

(Jawab ya Om)

-> Hanafi Mohan:
‎@Badarudin Mohan,
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat pakaian adat
Apa guna orang berpantun
Untuk mengingat petuah amanat

-> Hanafi Mohan:
@Badarudin Mohan,
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain dan baju
Apa guna orang berpantun
Untuk mengangkat tuah Melayu

-> FikRiah Rizky Amanda:
Om Badar,
Ada ikan namanya tenggiri
Ikan dibawa ke Pariaman
Melestarikan budaya negeri
Bukanlah hanya tugas seniman

-> FikRiah Rizky Amanda:
Minum susu memakai rantang
Tumpah di bantal di ranjang kayu
Anak cucu di masa datang
Jangan tak kenal Budaya Melayu

-> Hanafi Mohan:
‎@FikRiah Rizky Amanda,
Belajar mengaji dengan Pak Amat
Tuan puteri belajarnye malas-malas
Kalau saye tak salah ingat
Yang Puan maksod itu adalah naek haji dan naek kelas

-> Badarudin Mohan:
@Fikriah,
Buah labu tolong kupaskan
Sayur santan coba buatkan
Kalau itu yang Fikriah tanyakan
Boleh diterka dulu yang akan saya sampaikan
(Carilah sabut kelapa Bali, Kelapa parut di dalam talam, Sekali sebut ia berlari, Dua kali sebut ia pun diam ......)....

-> FikRiah Rizky Amanda:
Om Hanafi,
Di tepi kali saya singgah
Untuk Menghilangkan penat
Orang tua jangan disanggah
Jawaban Om Hanafi betul sangat

Hehehehe... :D

-> Faliq Augmented:
Mari budayakan menulis. hehee..

-> Badarudin Mohan:
@Hanafi Mohan (Aan),
Kain pelekat berwarna-warna
Tenun sutera coba serahkan
Ingin mengangkat budaya bangsa
Berbalas pantun teruslah dilestarikan

-> Ria Qomariah:
Buah kurma manis rasanya
Kalau tak bisa tiada gunanya.....!!!!

-> Badarudin Mohan:
@Fikriah,
Tinggi gelombang di Laut Cina
Perahu Tuan Nakhoda berlayar di malam bulan purnama
Kalau boleh saya bertanya
Fikriah Rizki Amanda di Pontianak tinggalnya di mana ???

-> FikRiah Rizky Amanda:
Om Badar,
Ukir diukir si kayu jati
Indah terpajang sebuah jambangan
Gang.H Said Tambelan Sampit
Di sana tempat saya gerangan

-> Badarudin Mohan:
@Ria Qomariah,
Buah kurma di Negeri Arab
Enak dimakan bersama segelas kopi
Kalau tak salah saya menatap
Bukankah Puan yang punya usaha fotocopy ?????

-> Syamsul Kurniawan:
Ikan gabus dimakan biawak
Bagus, Wak....he3

-> Badarudin Mohan:
@Fikriah,
Angin berhembus di waktu pagi
Hawa sejuk nyaman rasanya
Kalau boleh saye bertanya lagi
Siapakah nama ayah dan ibunya ??
(rase2 nye kenal Awak nih, maklom maseh sekampong wkwkwkwk....)

-> Badarudin Mohan:
@Syamsul,
Ambil cermin kacalah muka
Bedak lah muka pakai bedak dari Arab
Kalau boleh saya menerka
Bukankah Awak keponakan Pak Uteh Wahab ????

-> FikRiah Rizky Amanda:
Di sana gunung, di sini gunung
Di tengah-tengah pohon mahoni
Saya bingung sungguh bingung
Menjawab dengan pantun ni....

@Om Badar, Papa: Bahtiar n Mama: Fauziah.., kenal ga’ Om...?
Sorry Om, jawabnya ga’ pake pantun. hehehe


-> Badarudin Mohan:
@Fikriah,
Pohon manggis batangnya basah
Petir menyambar pohonnya pun hangus
Rupenye Fikriah cucu' Yong Naisah
Datoknye bername Haji Muh. Syaus
hehehe......

-> FikRiah Rizky Amanda:
Yupppzzzz....

-> Dwi Radial:
Segarnye buah semangke
Karne segar banyak diburu
Sungguh tak disangke
Udah tahun baru

-> Badarudin Mohan:
@All,
Orang buta jalan dituntun
Orang bisu belajar mengaji
Lelah sudah kita berpantun
Lain waktu kita lanjutkan lagi

(Fikriah, salam untuk Bapak same Mamak, Nenek & Datok).

-> FikRiah Rizky Amanda:
InsyaAllah Om... ^_^

-> Dwi Radial:
Canteknye bahan kain katun
Digunakan juga minyak wangi
Kalau sudah lelah kita berpantun
Jangan lupa nanti disambung lagi

-> FikRiah Rizky Amanda:
@Om Badar, Fikri ma Ortu skrg tinggal di Bekasi, kalau Kakek ma nenek ada di Pontianak..

-> Al Rendi:
‎>> i like it !!

-> Andi Rusdi:
ahaha,,balak2,,

-> Badarudin Mohan:
@Fikriah,
Sepak raga bertandingnya di Kinibalu
Bina Raga diadakan di Halaman Sekolah
Keluarga di Bekasi semoga sehat-sehat selalu
Keluarga di Pontianak alhamdulillah dalam lindungan Allah

-> Andi Rusdi:
Tilam lah kabu tadaklah rate
Anak tetidok dalam kelambu
Taon baru di depan mate
Maseh ke Pontianak mati lampu?

-> Rinoa Smile:
Ma’kasehlah
aq kebagian jatah :D

-> Dwi Radial:
Ada anak sedang mandi
Ibunya jahit kelambu
Saya jawab pertanyaannya Andi Rusdi
Masih sering Pontianak mati lampu

-> Andi Rusdi:
Batu kerikil batu kerakal
Diam di bawah ikan betutu
Menanggapi Bang Dwi Radial
Tak ade yang baru kote kite tu

-> Dwi Radial:
Tontonlah Film Kuntilanak
Bagi yang mau sungguh pemberani
Bagi yang cinte dengan Pontianak
Yo’ same-same bangon kote kite ni

-> Andi Rusdi:
Jalan-jalan naek kerete
Singgah sebentar di Kampong Bangke
Bukannye kamek tadaklah cinte
Cuman ndak tau macam mane carenye

-> Hanafi Mohan:
Kalau Awak bekayoh pakai sampan
Jangan lupa' singgah ke Kampong Tambelan
Cintailah negeri tanah kelahiran
Karena itu adalah sebagian daripada iman

-> Andi Rusdi:
Dari Pontianak ke Pahauman
Singgah di Pinyoh membeli sendal
Tadaklah itu kamek lakukan
Sebab sanaklah kame’ berasal

-> Dwi Radial:
Burung Kasuari warnenye indah
Cukop dipandang sangat menyenangkan
Cukop dengan care yang mudah
Dengan budaye yang haros dilestarikan

-> Hanafi Mohan:
Burong lah Nuri terbang rendah
Kemudian hinggap di Pokok Punti
Kalau kepengen Melayu jadi Bangse Bermarwah
Luhorkanlah akhlak, bahase, dan budi pekerti

-> Andi Rusdi:
Beras sikit hendak dimakan
Membeli labu’ pileh yang besa’
Sebatas sikit yang bise dilakukan
Nunggu sokongan yang lebeh besa’

-> Dwi Radial:
Enak dipandang cantek wajahnye
Kalau pengen memandang, jangan ditahan
Kalau seperti itu jawabannye
Saye setuju dengan Bang Hanafi Mohan

-> Ria Qomariah:
@Badarudin Mohan,
Kalau makan roti memang enak rasanya
Apalagi ditemani dengan segelas kopi
Memang itu benar adalah saya
Yang punya usaha fotokopi

-> Yusni Abeb Nahkoda:
Budak-budak berlari ke padang
Luka kaki terpijak duri
Berapa tinggi gunung yang dipandang
Tinggi lagi harapan kami

-> Badarudin Mohan:
@Ria Qomariah,
Hitam putih kentara bedanya
Kuning dan jingga jadinya merah muda
Kalaulah boleh saye bertanya
Berape segelas harge es kelapa muda ?
(hehehehe....)

-> Hanafi Mohan:
‎@Badarudin Mohan,
Satu, dua’, tige, dan empat
Lima', enam, tujoh, delapan
Kate kawan kame' yang namenye Ria Qomariah tu
Kelapa' Mude segelasnye 2 ribu, sebuah 3 ribu

-> Ria Qomariah:
@Badarudin Mohan,
Jalan-jalan ke Pasar Seruni
Janganlah lupa membeli sayur
Kalau Anda sudi
Janganlah sungkan mampir minum air nyiur....
(hehehe)

-> Badarudin Mohan:
@Ria Qomariah,
Dari Malaka pergi berniaga ke Negeri Kedah
Sampai di Kedah bermalam di rumah keluarga serumpun
Barusan kame' lewat, bukan ndak sudi nak singgah,
Nanti ganggu Mbak Ria yang lagi sibuk ngarang pantun
Hahahay.....

-> Hanafi Mohan:
‎@Ria Qomariah & Badarudin Mohan,
Negeri Melake di mase lalu diserang Portugis
Pendudoknye pon betabor-biaran hingge ke Negeri Bugis
Takkan pula' kawan kame' tu (Qomariah) tak bise ngarang panton
Kalau bingong-bingong, die bise nanya' Bang Sabron

-> Ria Qomariah:
@Hanafi & Badarudin Mohan,
Bukan kebon sembarang kebon
Kebon ini banyak padinye
Bukan panton sembarang panton
Panton ini sangatlah susah ngonsepnye

-> Hanafi Mohan:
‎@Ria Qomariah,
Kalau maksud hati nak bekebon
Tanamlah Bunge Melor yang indah warnenye
Kalau maksud hati nak bepanton
Tentulah tak susah-susah nak ngonsepnye
(macam Pidato ja' pakai konsep segale)

-> Norita Budiman:
Makan bubor pedas sedap rasanya
Makan asam pedas tak kalah nikmatnya
Bile sahabat lama’ hendak bersua
Janganlah lupa’ tentukan tanggalnya

-> Badarudin Mohan:
Irama melayu syahdu melantun
Irama gambus syairnya sangat sedih dinyanyikan oleh Pak Haji
Kalaulah susah nak mengarang pantun
Datang ja’ ke rumah bawa’ ayam puteh, biar keci’ asalkan betaji
hehehe....

-> Hanafi Mohan:
Bubor pedas buatan Kampong Tambelan
Paleng nyaman rasenye di seantero dunia
Kalau nak bersua dengan kawan-kawan
Tunggulah sampai kame' balek ke sana
(utk kawan2 se-SMP 4 Pontianak: Norita Budiman, Ria Qomariah, dll)

-> Ria Qomariah:
Kote Pontianak Kote Khatulistiwa
Sungguh elok dan bersahaja
Pasti banyak orang tertawa
Membaca pantun saya seperti mengonsep berita
hehehe......

-> Badarudin Mohan:
Buah kuini enak rasenye
Pohon jambu tukal di samping pohon durian
Kalau nak Reuni, pilehlah dulu panitianye
Baru’lah tanggal dan tempat ditentukan kemudian

-> Hanafi Mohan:
‎@Ria Qomariah,
Kote Pontianak panas bedengkang-menyengat
Singgahlah sebentar di toko Qomariah beli Es Kelapa' Mude
Ndak pula' panton Qomariah tu macam konsep berite sangat
Kalau panton kame' ni baru'lah namenye macam konsep berite

-> Ria Qomariah:
Sangat enak makan buah durian
Kalau ingin bersua atau reunian
Tunggu sekalian undangan pernikahan Hanafi Mohan

-> Dwi Radial:
Di pantai banyak pasir dan karang
Di laut juga ada gurita
Ape panton sekarang
Macam pidato dan berita
:D

-> Hanafi Mohan:
Kalau ke pasar mbeli durian dan duku
Buah langsat nyaman rasenye
Kalau kawan-kawan yang nak Reunian mao' nunggu
InsyaALLAH tak lama' age' masenye

-> Ryan Zamrud:
saye ngambe' penutop ja',
Kota Malang jalannya licin
Banyak pengamen tido' mendengkor
Malang nian naseb Solihin
Adek dah kawen, dienye maseh belanggor


= = = = = *#* = = = = =



Tulisan ini bersumber dari kolom komentar berupa berbalas pantun pada Catatan FB-ku yang berjudul: Berbalas Pantun “Menyambut Tahun Baru 2011”. Terima kasih kepada rekan-rekan sekalian yang telah memberikan sumbangsih berbalas pantun dan menyedekahkan Like alias Jempol.

Ini adalah sedikit dari bagian usaha melestarikan Budaya Melayu. Kupersembahkan kepada tanah tumpah darahku tercinta, tanah kelahiranku tercinta "Pontianak Bumi Khatulistiwa Betuah" yang di sana telah terukir kenangan terindah di dalam hidupku di bawah naungan keagungan Budaya Melayu dan luhurnya akhlak Islam. Kurindukan engkau wahai tanah kelahiranku tercinta. Hanya dengan mencintaimu aku tetap bisa bersemangat menjalani kehidupan ini. Hanya dengan mencintaimu ku tetap bisa menjejakkan kaki di atas tanah dunia yang fana ini. Hanya dengan mencintaimu ku merasa menjadi manusia yang paling beruntung, karena telah dilahirkan, dibesarkan, dan dididik di alammu yang indah.


Rasa rindu ini kutitipkan kepada angin di saat bertiup lembut,
kupesankan kepada hujan di saat rintik-rintik

Niscaya pawana sampaikan untaian kata ini
Rintik hujan pun kan tuturkan kisah ini
Di kala embun yang basahi pagi
Di saat fajar menyingsing pelan dari ufuk timur




Hanafi Mohan
Ciputat, Minggu 2 Januari 2011
Di tengah kerinduan yang membuncah



Sumber gambar: http://www.myherro.com/

Tulisan ini dimuat di: http://hanafimohan.blogspot.com/

Sabtu, 01 Januari 2011

Berbalas Pantun “Menyambut Tahun Baru 2011”



-> Hanafi Mohan:
Di sungai ada batu
Di jalanan juga banyak batu
Sebentar lagi tahun baru
Mesti bikin resolusi baru

-> Yusni Abeb Nahkoda:
Banyak batu di atas bukit
Bukit jauh dari pandangan
Untuk itu mari kita bangkit
Dalam tujuan dan perjuangan

-> Hanafi Mohan:
Jalan-jalan ke Pasar Baru
Awas-awas jangan kesasar
2011 tahun baru
Semoga mawas diri dan sukses besar

-> Yusni Abeb Nahkoda:
Ke pasar baru beli belati
Belati di simpan di balik pinggang
Kalau udah ada keyakinan hati
Itulah menjadi pegangan

-> Hanafi Mohan:
Si anggit paku lembayung
Gelenggang ada, di bawah budak
Menangis merengkuh dayung
Hendak pulang beremas tidak

-> Yusni Abeb Nahkoda:
Paku limbung di dalam hutan
Dipungut si anak raja
Kalau hati tiada tertahan
Apalah daya hendak dikata

-> A Baybar Roodee:
Benang nan biru kain rajutan,
Disimpan nak gadis di atas dipan.
Selamat tahun baru diucapkan
Semoga dapat gadis baru taon depan.

Hahahahahay...

-> Hanafi Mohan:
Hempaskan mentimun dendang
Kerantung beri bertali
Lepaskan dagang ‘nak pulang
Kalau untung ia kembali

-> A Baybar Roodee:
Jauh rantau negeri seberang,
Anak dagang bermenung bersedih hati.
Anak rantaupun ingin pulang,
Terkenang Adinda yang lama menanti.

-> Hanafi Mohan:
Orang Jawa pulang ke Jawa
Membawa pulang tiang bersambung
Badan terletak putuslah nyawa
Nyawa tidak dapat dihubung

-> A Baybar Roodee:
Buah pandan dan asam jawa
Harum baunya si bunga melati
Bercerai badan dengan nyawa
Jika tiada bertemu terbawa mati

-> Yusni Abeb Nahkoda:
Air terjun di celahan batu
Udara nyaman petang dan pagi
Kasih terkumpul di sudut kalbu
Berpisah jangan sampai ke mati

-> A Baybar Roodee:
Kerang-kerang dalam peti
Mari dibawa balik belanja.
Kalau orang jauh setia menanti
Tunggu hamba pulang sahaja

-> Yusni Abeb Nahkoda:
Ada perigi di pantai bangka
Padi dibakar menjadi abu
Pulau bangka laut tenang
sudah pergi janganlah lama
Tidak daya menanggung rindu
Siang malam rasa terbayang

-> Hanafi Mohan:
Sayang baldu si kain baldu
Tersangkut kayu si kayu jati
Kalau rindu katakan rindu
Tidaklah saya bersusah hati

-> Yusni Abeb Nahkoda:
Kain baldu warnanya biru
Dicuci si anak dara
Kini hati memanglah rindu
Tiada mampu mulut nak berkata

-> Hanafi Mohan:
Jari pedih terkena sembilu
Kepada ibu daku mengadu
Senyum sendiri terasa malu
Terbayang wajah yang dirindu

-> Badarudin Mohan:
Pergi berburu ke hutan yang lebat
Pulang berburu mampir ke warung Bu Habibah
Selamat tahun baru buat teman & sahabat
Semoga di tahun yang baru rezeki kita selalu bertambah

-> A Baybar Roodee:
Sebatang gaharu disimpan di haluan
Mari dibelah oleh si anak dara
Selamat Tahun Baru Puan dan Tuan
Semoga berkah, bahagia dan sejahtera

Amiiin Yaa Rabb.

-> Rosadi Jamani:
Amin diucapkan atas doanya
Allah merahmati umat manusia
Allah juga bisa melaknatnya
Semua kita menentukan dunia

-> Mordi Adi:
Sungguh wangi si kayu gaharu
Hargenye mahal tak bise dilawan
Selamat merayekan taon baru
Kalau dah sejahtera jangan lupakan kawan

-> A Baybar Roodee:
Kayu patah marilah dikerat
Bawa sebatang melintasi jalan
Mase susah mesti berkawan erat
Mase senang dilupakan jangan

-> Yusni Abeb Nahkoda:
Berjalan malam ke kota baru
Kelap kelip lampu dilalu
Semua orang sudah tau
Sebentar lagi tahun baru

Selamat Tahun Baru, Semoga Sukses Selalu.

-> Badarudin Mohan:
Hang Tuah pergi naik perahu
Perahu didayung ke pulau seberang
Selamat menyambut tahun yang baru
Semoga sehat dan umurnya panjang

-> A Baybar Roodee:
Hang Tuah pergi ke hulu
Membawa Keris Tamingsari
Badan betuah di tahun baru
Selamat sehat badan berseri

-> Yusni Abeb Nahkoda:
Ke pulau seberang pakai sampan
Dikayoh seorang pangeran
Terima kasih atas ucapan
Yang bepanton orangnye tampan

-> Bank In:
Cerahnya langit berwarna biru
Dihiasi pelangi indah melintang
Indahnya nian malam tahun baru
Di Kota Ale-Ale Kota Ketapang

-> Hanafi Mohan:
Mercon udah meletap-letop
Terompet pon udah bebunyi rioh
Taon baru age' jadi Trending Top(ic) ... [maksenye ga']
Di taon 2011-lah sebentar age' kite 'kan belaboh

-> Bank In:
Terompet bersahutan berbunyi riuh
Hati-hati di jalan jangan habiskan gas
Selamat tinggal Dua Ribu Sepuluh
Selamat datang Dua Ribu Sebelas

-> Hanafi Mohan:
Mercon dah meletop, terompet pon rioh
Bensin dah abes, duet pon tebengkas
Banyak kenangan di Dua' Ribu Sepuloh
Selanjotnye ukerlah sukses di Dua' Ribu Sebelas

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



-> A Baybar Roodee:
Maseh lanjut rupenye bebalas panton di saat ini nie...
Aku salin yee Wak... Sayang klo ilang nie...

-> Bank In:
wkwkwkwkwwkkkkk

-> Hanafi Mohan:
MangTafffff. Ini aku pon age' nyalennye, dan sebentar age' aku posting di Blog aku. Tunggu ja' sekejap.

-> Bank In:
Ada pelita ada gak lilin
Menerangi tetangga sebelah
Kalau mau minta izin nyalin
Pakai pantun gak lah

-> A Baybar Roodee:
Pakai lilin pakai lampu minyak tanah
Karena nyalin listriknye padam...

wkwkwkwk

-> A Baybar Roodee:
Hanafi, Mantabs...aku tunggu copyan ente yaklaah...

-> Hanafi Mohan:
Itu baru' ga' aku posting. Boy, Bank In minta' awak klau nak nyalennye tu pkai panton ga'. Hahaha...., listrek tmpat awak padam rupenye.

-> A Baybar Roodee:
Taglaah Wak ke FB aku...
Bank In tuu lagi di Ketapang, Adeknye Cik Akin menikah...sesame budak HMI gak... Mantan Ketum Cabang ngan Mantan Kabid PA.

-> Hanafi Mohan:
Agak lama' yg dari Blog tu jadi Catatan FB. Klau dah jadi Catatan FB, pasti aku tag ke Ente. Sementare ini Ente bace ja'lah lo' link yg dari Blog-nye yg ini: http://hanafimohan.blogspot.com/2011/01/berbalas-pantun-menyambut-tahun-baru.html


-> Hanafi Mohan:
Oh..., tau pula' aku Bank In tu age' di Ketapang. Kan ade di dlm balasan pantonnye tu. Ceh, ceh, ceh, Bank In tu bilang pula' die maseh baru'2 belajar mbuat panton. Hayyyy..., pas dah bepanton, bagos pula'. Ndak ke, Bank In?

-> Hanafi Mohan:
Yarab, payah budak2 HMI Cab. Ptk ni, care'lah pasangan tu yg di luar HMI, ini maseh ja' teputar-belet rantau-rantau situ' ga'. Ekspansi-lah, biar bekembang "Yaken Usahe Sampai" tu. Ndak ke, Boy?

-> A Baybar Roodee:
Bank In bepanton tuu karena nahan risau, karene kena langkahi Adeknye... Die blm kawen2 lagee...Cume mengharapkan dapat cincin pelangkah...
Kesiaan umor dah lanjut...wkwkwkwkwk...

-> Hanafi Mohan:
@A Baybar Roodee, do'e2kan-lah Bank In tu Boy, smoga senior kite tu cpat dpt jodoh. Jgn smpai awak kena' tulah pula'.

-> Bank In:
Sungguh enak daging ikan
Daging sapi mahal harganya
Tak ada yang perlu dirisaukan
Tunggu saja tanggal maennya

-> Hanafi Mohan:
@Bank In, setujaaa..., eh... setujuuu. Pokoknye "Yaken Usahe Sampai", Bang.

-> A Baybar Roodee:
Setuju Bg,.. tunggu jak tanggal maennye, ujong2nye konsernye batal terus... wkwkwkwkwk...
Yakin Usaha Sampai sich boleh jaak, jgn Yakin Usaha Bile Sampainye...qiqiqiqiqiqiqiqi...


= = = = = # * # = = = = =


Hanafi Mohan
Dikompilasi di Kantor PUSKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(Lt. 1 Gedung FSH & FAH - Kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Ciputat - Kota Tangerang Selatan - Provinsi Banten
Jum'at 31 Desember 2010 - Sabtu 1 Januari 2011



Sumber gambar: facebook.com/witsa.yuri

Tulisan ini berasal dari Update Status FB: Hanafi Mohan, Yusni Abeb Nahkoda, A Baybar Roodee, dan Badarudin Mohan, yang kemudian disusun ulang dengan beberapa penyesuaian untuk dimuat di: http://hanafimohan.blogspot.com/

Sumber pantun yang pertama yang saya tulis di Update Status FB saya tersebut di atas (- Di sungai ada batu - Di jalanan juga banyak batu - Sebentar lagi tahun baru - Mesti bikin resolusi baru) yaitu setelah menelusuri kembali sumber asalnya, ternyata berasal dari: http://etikush.blogspot.com/

Terima kasih kepada rekan-rekan yang telah berpartisipasi berbalas pantun: Yusni Abeb Nahkoda, A Baybar Roodee, Badarudin Mohan, Rosadi Jamani, Mordi Adi, dan Bank In.

Terima kasih pula kepada rekan-rekan yang telah menyedekahkan Like: Supri Tanpa A, Badarudin Mohan, Nuryahman Latief, Nurul Badi'ah, Surya R Pertiwi, Abu Zen, Yetti Kusmirnawati, Eka Fatma Handayani, UbethNa Amanda NewEdition, Dewi Parama Darmawadi, Rini Sahanaya, Ernie Yanti, Suhartini Surya, dan Phutrie Tunggal