Jumat, 20 Februari 2009

(1) Menulis di Tengah Keraguan


Setiap kita pasti pernah merasa berada dalam kondisi keraguan ketika mengerjakan sesuatu, tak terkecuali ketika menulis. Pertanyaannya, mungkinkah kita bisa menulis dalam kondisi keraguan? Atau, mungkinkah kita berkeinginan untuk menulis ketika kondisi ini muncul?

Keraguan sebenarnya tak lebih merupakan kondisi kejiwaan sesaat. Ia muncul ketika di depan kita dihadang oleh ketidakpastian. Setiap kita harus melawan keadaan ini. Kita harus sesegera mungkin keluar dari kondisi yang tidak menguntungkan tersebut. Ketika kita bisa keluar dari lubang jarum ketidakpastian, maka kita akan menjadi pemenang pada peperangan di dalam batin kita ini.

Seorang penulis harus bisa mengelola kondisi-kondisi seperti ini, sehingga kondisi tersebut bukannya menjadi batu penghalang dan momok yang menakutkan, melainkan menjadi pemacu untuk terus berkreatifitas. Setiap penulis harus bisa menjadikan segenap hal yang dihadapinya sebagai inspirasi positif. Setiap penulis mau tidak mau harus menggedor, kemudian mendobrak kebuntuan pikirannya sehingga keluarlah berbagai macam inspirasi cemerlang dari gelap pekatnya kabut asap yang menyelimuti kepalanya.

Musuh utama hidup kita bukanlah orang lain, tetapi diri kita jualah musuh kita itu. Energi negatif dan energi positif selalu berada dalam kedirian kita. Dua energi ini bertempur habis-habisan saling kalah-mengalahkan. Setiap kita memiliki kedua potensi ini, tinggal kemudian tergantung kitalah yang mengelolanya. Jangan membenci keraguan, karena keraguan adalah awal dari ketidakraguan, awal dari kepastian. Ketika kita sudah mendapatkan kepastian, maka akan ada lagi keraguan yang lain menyelinap masuk dalam kepastian yang sudah kita raih itu. Begitulah seterusnya.

Percayakah anda, bahwa tulisan ini ditulis ketika aku berada dalam keraguan yang begitu mendalam. Tapi siapa sangka ternyata keraguan itu telah membawaku untuk menulis. Tanpa sadar, keraguan itu telah menghasilkan tulisan ini yang terdiri dari 283 kata, 1.810 karakter, dan 6 paragraf.

Bagaimanakah dengan anda? [Hanafi Mohan/Ciputat, Kamis 19 Februari 2009]



Sumber Gambar: http://el-faqir.blogspot.com/

0 ulasan:

Posting Komentar