Rabu, 31 Desember 2008

2008 dalam Kenangan

Januari

Pada Januari 2008 ini ada satu peristiwa yang cukup menyita perhatian bangsa Indonesia, terutama oleh media massa, yaitu peristiwa wafatnya Mantan Presiden Soeharto (tepatnya pada tanggal 27 Januari 2008). Ya, wajar saja, mantan presiden gitu lho. Namun jika diingat lagi, perhatian media massa ketika itu sangat berlebihan.



Sebulan sebelum wafatnya Pak Harto, juga telah wafat mantan Perdana Meneri Pakistan (tepatnya pada tanggal 27 Desember 2007). Ya, benar, Benazir Bhutto namanya. Beliau tewas dalam serangan bom dan senjata api di Rawalpindi, dekat Islamabad, setelah menghadiri rapat akbar di Lapangan Liaquat National Bagh sebagai bagian dari kampanye pemilihan umum. Selain terbunuhnya Benazir Bhutto, setidaknya 15 orang lainnya tewas dan beberapa korban luka-luka dari insiden ini.

Perpolitikan di Pakistan ketika itu memang sedang panas-panasnya, karena rezim militer ketika itu (Presiden Pervez Musharraf) semakin represif. Setelah delapan tahun diasingkan ke luar Pakistan, Benazir Bhutto kembali ke tanah airnya untuk mengakhiri kekuasaan Presiden Pervez Musharraf. Benazir Bhutto yang sebelumnya diasingkan oleh penguasa, kemudian mendapat dukungan yang besar dari rakyatnya untuk menjadi oposisi dan ke depannya kembali memimpin Pakistan.



Benazir Bhutto adalah putri dari mantan Perdana Menteri Pakistan yang digulingkan, yaitu Zulfikar Ali Bhutto, yang dihukum mati ketika diturunkan. Penyebab kematian Benazir Bhutto adalah karena dibunuh oleh lawan politiknya. Bagi rakyat Pakistan, Benazir Bhutto adalah pahlawan dan martir demokrasi.


Jadi, apakah perbedaan antara wafatnya Soeharto (mantan Presiden Indonesia) dengan Benazir Bhutto (mantan Perdana Menteri Pakistan)? Apa pula persamaannya? Apa pula persamaan dan perbedaan antara kedua tokoh mantan pemimpin negara tersebut? Cari saja sendiri jawabannya.

Februari


Awal Februari 2008, Jakarta dirundung hujan seharian penuh (termasuk juga Ciputat). Bahkan musim hujan ini berlangsung hingga pertengahan Februari. Suhu sangat dingin sekali. Jangankan malam, siang pun masih begitu dingin. Sudah hampir seperti suhu di daerah Puncak-Bogor-Jawa Barat. Bukan hanya itu, cahaya (dan juga panas) matahari pun tak keluar. Sehingga kalau menjemur pakaian, seminggu baru kering.

Ingat hujan, maka aku ingat Pontianak, karena mayoritas warga Pontianak mengkonsumsi air hujan untuk minum dan masak. Dalam hal ini, tentunya berbeda dengan Jakarta. Air hujan di Jakarta memang tidak sejernih air hujan di Pontianak. Entah apalah sebabnya. Mungkin karena polusi udara Jakarta yang sudah di luar ambang batas, sehingga air hujannyapun tidak jernih alias kotor. Wajar saja orang Jakarta tidak mengkonsumsi air hujan, beda dengan orang Pontianak.

Maret

Berbanding terbalik dengan bulan Februari, maka di bulan Maret Jakarta dan sekitarnya begitu cerah. Cuaca cukup panas di bulan ini. Kehidupan warga Jakarta berdetak dengan kencangnya, tak terkecuali aku sebagai perantau.

Menjelang akhir Maret, warga Jakarta mengalami kelangkaan minyak tanah. Warga menjerit, karena selain langka, harga minyak tanah juga melambung tinggi, hingga mencapai angka Rp. 8.000. Entah mau jadi apa negara ini. Pemerintah ketika itu berencana menarik subsidi minyak tanah. Walaupun baru rencana, namun minyak tanah ketika itu sulit sekali untuk didapatkan. Subsidi minyak tanah ditarik, kemudian diganti dengan gas, begitu rencana pemerintahan ketika itu.

Dengan keadaan ini, ada saja pihak-pihak yang memanfaatkannya untuk mengeruk keuntungan. Lagi-lagi yang menderita adalah rakyat kebanyakan. Implikasinya kemudian adalah harga-harga kebutuhan lainnya juga beranjak naik. Indonesia semakin terpuruk saja. Perekonomian yang seperti ini juga berimbas pada bidang-bidang kehidupan yang lainnya.

Pada bulan ini Indonesia juga sedang dilanda Demam Film Ayat-Ayat Cinta, yang bahkan di dekat kosanku wabah ini menjalar hingga ke mimbar khutbah Jum'at. Menurut khatibnya ketika itu, bahwa film tersebut penuh dengan nilai-nilai kebaikan. Untungnya sebelum itu aku sudah pernah membaca Novel Ayat-ayat Cinta, sehingga apa yang dikhotbahkan oleh Sang Khatib mengenai film Ayat-ayat Cinta itu tak terlalu asing bagiku, dan aku sudah memiliki penilaian sendiri mengenai Novel tersebut.

April

Pada bulan-bulan ini, Indonesia sedang dilanda demam novel, tak terkecuali kampusku (UIN Jakarta). Dalam sebulanan, ada saja kegiatan seperti seminar, bedah buku, bedah film, dan semacamnya. Ayat-ayat Cinta, Tetralogi Laskar Pelangi, Ketika Cinta Bertasbih, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi memang diakui, tak ada yang lebih heboh dibandingkan fenomena Ayat-ayat Cinta, terutama filmnya, yang menurut sebagian orang lebih banyak mengekspos sisi poligaminya. Bagi yang sudah membaca novelnya, maka akan dikecewakan ketika menonton filmnya. Tanya kenapa? Tentunya anda lebih tahu dari saya.

Mei
Bulan ini juga merupakan bulan yang penuh dengan kecam-mengecam. Apalagi kalau bukan kecam-mengecam mengenai keberadaan Ahmadiyah. Sebenarnya aku tak terlalu suka dengan keadaan ini. Betapa tidak, di tengah carut marut negeri ini, ternyata masih ada kecam-mengecam berkaitan dengan ajaran agama (kaitannya dengan Ahmadiyah yang dianggap oleh kalangan tertentu sebagai ajaran sesat). Tak cukup hanya dengan kecam-mengecam, bahkan di beberapa daerah sudah terjadi kekerasan terhadap para pengikut Aliran Ahmadiyah yang jumlahnya tak sedikit tersebut, sedangkan para pengikut Aliran Ahmadiyah itu juga adalah bagian dari bangsa yang "besar?" ini. Mereka adalah rakyat Indonesia, juga merupakan saudara kita sebangsa, senegara, setanah air, dan seagama.

Yang harus selalu diingat pula, bahwa negara ini sedang carut-marut, rakyatnya kebanyakan sedang berada dalam penderitaan hidup. Mengapa pula carut-marut dan penderitaan bangsa ini harus ditambah lagi dengan carut-marut dan penderitaan yang lainnya.

Pada tanggal 20 Mei 2008 tepat seabad kebangkitan nasional dan juga bertepaan dengan ulang tahunku yang ke-27. Jika Kebangkitan Nasional dirayakan dengan begitu meriah dan kolosalnya, maka ulang tahunku adalah kebalikannya, tak ada perayaan khusus, bahkan aku sendiri pun tak terlalu mempedulikannya.

Seabad Kebangkitan Nasional yang dirayakan begitu meriah itu berlangsung di Gelora Bung Karno, dan berselang sehari kemudian di tempat yang sama berlangsung pertandingan sepakbola antara kesebelasan Indonesia versus Buyern Munchen yang menghasilkan kekalahan telak bagi kesebelasan Indonesia.

Kubaca di koran, bahwa gara-gara perhelatan akbar seabad kebangkitan nasional tersebut, rumput di lapangan Gelora Bung Karno menjadi rusak, sehingga hal ini agak sedikit mengganggu kenyamanan para pemain sepakbola beraksi di atasnya ketika pertandingan sepak bola antara kesebelasan Indonesia versus Buyern Munchen besoknya. Mungkin ini hanya pernyataan menghibur diri atas kekalahan kesebelasan Indonesia.

Menurutku, perhelatan akbar seabad kebangkitan nasional itu terlalu wah dan membuang-buang uang negara di tengah kesulitan hidup rakyat menghadapi kenaikan harga BBM. Seharusnya pemerintahan yang dalam hal ini sebagai pihak penyelenggara acara tersebut lebih memperlihatkan keprihatinan atas kondisi negeri ini, bukannya melakukan acara yang membuang-buang duit itu. Ya, kalaupun tetap ingin melaksanakan acara tersebut, sebaiknya dilaksanakan agak lebih sederhana.

Juni

Awal Juni 2008 ditandai dengan Insiden Monas. Tanggal 1 Juni 2008 layak dikenang bukan saja sebagai hari lahirnya Pancasila, tetapi juga hari berkabung dan berbelasungkawa karena tindakan “hooliganistik” dan “vandalistis” yang dilakukan oleh FPI (Front Pembela Islam) atas sejumlah warga yang tergabung dalam AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan). Kekerasan yang memalukan dan memilukan ini terjadi persis pada hari lahirnya Pancasila, dan menimpa sebuah kelompok yang justru ingin menegakkan semangat dasar Pancasila, yaitu menghormati kebhinekaan dan keragaman yang menjadi ciri-khas negeri kita.



Cermatilah, bahwa anarki ada di mana-mana. Pada bulan ini, layar kaca kita menyuguhkan mengenai hal itu. Anarki semakin menjadi-jadi, tak pilih orang, tak pilih tempat, dan tak pilih waktu. Siapa pun kini bisa melakukan anarki, dengan tujuan apapun itu. Siapapun kini yang ingin memperjuangkan hak dan menyuarakan pendapatnya, serta berbagai kepentingan lainnya, maka anarki adalah salah satu yang harus dilakukan.

Lihatlah, para demonstran melakukan anarki agar aspirasi mereka didengar oleh penguasa dan pihak-pihak yang mereka tuju. Sedangkan pihak yang dituju pun akan melakukan anarki juga, yaitu untuk menghalau para demonstran tersebut. Anarki dibalas dengan anarki. Kalau sudah seperti ini, maka sudah dapat dipastikan tak akan ditemui suatu penyelesaian yang baik selain daripada ketidakpuasan dan luka yang menganga di semua pihak yang terlibat anarki ini.

Anarki pun kini bisa dalam bentuk yang beraneka ragam. Anarki bukan saja hanya berbentuk fisik (adu jotos, dsb), tapi juga bisa berbentuk yang lainnya. Jadi memang, anarki kini di ada mana-mana, dalam bentuk yang beraneka ragam pula, bisa dilakukan oleh siapa saja, dan dan pada waktu kapan saja.

Damai lah selalu duniaku. Semoga anarki takkan ada lagi. Damai di hati. Damai di bumi. Damailah selalu. Puji Tuhan.

Juli
Pada bulan ini, Indonesia masih terpuruk. BBM masih mahal, rakyat masih mengantri untuk sekedar membeli minyak tanah, gas elpiji juga susah didapatkan (selain juga harganya tak murah-murah amat), dan sedikit demi sedikit (tapi pasti) harga-harga barang dan juga harga-harga lainnya beranjak naik, rakyat menjerit, orang miskin semakin banyak, pengangguran semakin meningkat, dan masih banyak lagi deretan penderitaan lainnya. Dalam deretan negara termiskin di dunia, mungkin Indonesia termasuk di dalamnya.

Agustus

Inilah bulan yang begitu banyak momen di dalamnya. Menyebut Agustus, memori kita pasti langsung mengaitkannya dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Bagi para pemirsa televisi, maka Agustus juga merupakan hari ulang tahun beberapa stasiun televisi, yang biasanya acara televisi pada bulan ini bagus-bagus.

September


Memasuki awal September tahun ini bersamaan dengan dimulainya ibadah puasa Ramadhan oleh Umat Islam. Alhamdulillah, di Indonesia pada Ramadhan kali ini tidak ada perbedaan mengenai awal waktu pelaksanaannya. Baik pemerintah maupun mayoritas ormas-ormas Islam menyepakati 1 Ramadhan 1429 H jatuh pada tanggal 1 September 2008 M.

Pada bulan ini, Asif Ali Zardari (suami Almarhum Bernazir Bhutto) terpilih menjadi Presiden Pakistan melalui kendaraan People Power Party (PPP) menggantikan Pervez Musharraf.

Pada pertengahan bulan ini (tepatnya tanggal 15 September 2008),yaitu di tengah kita menjalani ibadah puasa ramadhan, negeri ini dikejutkan dengan Tragedi Pembagian Zakat di Pasuruan-Jawa Timur yang merenggut nyawa sebanyak 21 orang dan beberapa orang lainnya luka-luka.




Di negeri yang katanya kaya raya ini, ternyata kita masih harus menyaksikan tragedi yang memilukan ini. Memilukan karena tragedi ini terjadi di Bulan Ramadhan. Memilukan karena kisah sedih ini menimpa para orang miskin. Memilukan karena tragedi ini adalah tragedi pembagian zakat. Memilukan, karena kita hanya bisa menangis melihatnya, tanpa bisa melakukan apa-apa. Mudah-mudahan takkan terjadi lagi kejadian seperti ini di masa mendatang.

Oktober

Setelah sebulan penuh menunaikan ibadah puasa Ramadhan, tepat pada tanggal 1 Oktober 2008 yang bertepatan dengan 1 Syawwal 1429 H, Umat Islam merayakan Idul Fitri. Seperti halnya 1 Ramadhan, maka 1 Syawwal kali ini juga tidak ada perbedaan, baik oleh pemerintah, maupun mayoritas ormas-ormas Islam.

Akhir Oktober 2008 berlangsung Pemilihan Walikota Pontianak-Kalimantan Barat dengan jumlah 7 pasangan kandidat (kebetulan waktu itu aku lagi berada di sana). Bersamaan dengan Pemilihan Walikota Pontianak, juga berlangsung Pemilihan Bupati di Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Pontianak, dan Kabupaten Sanggau (semuanya di Provinsi Kalimantan Barat). Yang terbanyak kandidatnya adalah Kabupaten Kubu Raya, yaitu sebanyak 8 kandidat, mungkin yang terbanyak dalam sejarah PILKADA di Indonesia.

November

Di bulan ini, Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudera menghadapi eksekusi mati. Ketiga pelaku pengeboman di Bali pada 12 Oktober 2002 ini dieksekusi pada tanggal 9 November 2008. Bertahun-tahun mereka mendekam di LP Nusakambangan. Pemerintah memutuskan tanggal 9 November 2008 untuk mengeksekusi ketiganya.

Yang patut dicermati, bahwa hampir semua media massa memberikan liputan khusus terhadap eksekusi mati narapidana terorisme ini. Bukan hanya itu, ternyata di kampung halaman mereka, mayat ketiga teroris ini disambut, disemayamkan, dan dimakamkan bak pahlawan. Dalam hal ini, menurutku media massa sudah terlalu berlebih-lebihan memblow-up berita mengenai hal ini. Kesan yang hadir memang seperti itu. Dapatkah kita menerima, bahwa pelaku pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak berdosa kemudian dielu-elukan bagaikan mereka itu pahlawan? Di sinilah peran media massa. Dalam menampilkan suatu kejadian, media massa seharusnya pada tataran yang wajar-wajar saja, seperti halnya menampilkan kejadian-kejadian lainnya.

Pada bulan ini, dunia juga menyaksikan terpilihnya Barrack Obama dari Partai Demokrat sebagai presiden Amerika Serikat. Pada tanggal 4 November 2008 Barack Obama sukses mengalahkan rivalnya, Senator John McCain dari Partai Republik dan menjadi presiden Amerika Serikat ke-44 dan orang kulit hitam pertama yang menjadi presiden Amerika Serikat.

Tanggal 26 November 2008 adalah hari yang tragis bagi India. Hotel Taj Mahal yang menjadi ikon kota Mumbai hancur oleh serangan aksi teror yang dilakukan oleh kelompok militan Lashkar-e-Taiba. Kelompok militan ini disinyalir sebagai kelompok yang bermarkas di Pakistan. Dalam aksinya di Mumbai, kelompok ini telah menewaskan 195 orang, termasuk kepala pasukan antiteror India.

Desember

Pada Desember 2008 ini dilangsungkannya Piala AFF 2008. Berbeda dengan Piala Asia pada 2007, maka prestasi Indonesia pada Piala AFF cukup mengecewakan.

Di bulan ini juga sedang terjadi krisis politik di negara Thailand. Sepertinya, baru beberapa bulan yang lalu Thailand memiliki Perdana Menteri baru, setelah Perdana Menteri sebelumnya diturunkan karena menjadi pemandu acara kuliner pada salah satu televisi di negeri itu. Desember 2008 ini, kembali kita mendengar berita yang tidak mengenakkan dari Negeri Gajah Putih ini. Para demonstran menuntut perdana menteri yang baru untuk turun dari jabatannya. Bandara pun lumpuh total karena diduduki oleh para demonstran. Berbanding terbalik dengan keadaan negaranya yang sedang terjadi krisis politik, maka kesebelasan Thailand pada Piala AFF 2008 menunjukkan prestasi (dan juga permainan) yang mengagumkan.

Hampir di akhir 2008, kiranya terlalu banyak hal-hal yang dil luar dugaan terjadi di dunia ini. Di bulan ini terjadi aksi pelemparan sepatu oleh seorang wartawan Irak terhadap George Walker Bush (Presiden Amerika Serikat) yang sedang berpidato di Irak. Mungkin banyak yang tidak mengira, bahwa hal ini akan terjadi. Seorang presiden negara adidaya dilempar sepatu oleh seorang wartawan. Sungguh kejadian yang menggelikan syaraf humor kita. Apalagi kejadian ini terjadi pada akhir-akhir masa jabatan Sang Presiden, dan hal ini terjadi di negara yang selama ini diduduki oleh negara adidaya tersebut.

Yang juga cukup menyita perhatian Indonesia di akhir 2009 ini adalah mengenai UU BHP (Undang Undang Badan Hukum Pendidikan). Banyak pihak yang kontra terhadap UU BHP ini, namun banyak juga yang pro. Entah apa alasan yang pro terhadap UU BHP tersebut. Yang pasti, UU BHP ini akan semakin mengukuhkan komersialisasi dan kapitalisasi pendidikan, sehingga pendidikan hanya dimungkinkan bagi orang-orang yang berpunya, sedangkan orang-orang miskin cukup gigit jari saja.

Di akhir 2008 ini kita juga dikejutkan dengan aksi barbar Israel terhadap Palestina. Negeri para Nabi ini (Palestina) dibombardir habis-habisan oleh Israel. Hingga kini, telah banyak berjatuhan korban di Palestina. Inilah salah satu kebiadaban di zaman modern kini. Kiranya hanya simpati yang bisa kita berikan kepada Palestina, entah yang lain. Mudah-mudahan semakin banyak pihak yang bersimpati dan memberikan bantuan kepada Palestina. Puji Tuhan, semoga dunia damai selalu.

)_ _ _(

Sebenarnya masih begitu banyak momen-momen penting di tahun 2008, namun kadang kita sering terlupa untuk mencatatnya. Jangankan apa yang telah terjadi di dunia ini (paling tidak apa yang telah terjadi di negeri ini), apa yang telah terjadi dan kita lalui secara pribadi saja kadang begitu mudah kita lupakan. Ini tak lain karena kita tidak mencatatnya, tidak menulisnya di dalam ingatan kita. Ini tak lain karena kita menganggap apa-apa yang telah terjadi itu tak terlalu penting untuk diingat, dicatat, dan ditulis, sehingga ke depannya kita mudah sekali jatuh pada kesalahan yang sama.

Mudah-mudahan apa yang telah terjadi pada tahun 2008 akan menjadi refleksi bagi tiap-tiap kita untuk menyongsong dan menjalani tahun 2009.

Mau tahu apa yang akan terjadi pada tahun 2009? Tanyakan saja kepada paranormal (atau mungkin kepada para tidak normal), ketik: reg [spasi] ramal, kirim ke 9090. Namun jangan kecewa jika anda mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan dari ramalan tersebut. Rasulullah mengatakan, bahwa peramal adalah orang yang paling tak dapat dipercayai.

Selamat tinggal 2008, selamat datang 2009. Sejarah manusia akan terus berjalan. [Hanafi Mohan - Ciputat, Desember 2008]


Sumber gambar:
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:MsBenazirBhutto.jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Soeharto.jpg
http://lifeisbeautifulwithmimit.blogspot.com/2008/06/fpi-insiden-monas-dan-keyakinan.html
http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/16/12065970/tragedi.zakat.pasuruan.jangan.terulang.lagi

1 ulasan:

  1. Moga2 kedepan, bangsa dannegara kita bisa beranjak mengejar ketinggalannya. slaam hangat dari afrika barat!

    BalasHapus